Selasa, 08 November 2011

CERPEN

 CINTA YANG HAKKI


"Aira?" Seorang gadis menegur dari belakang. Umairah berpaling melihat gerangan suara yang menegurnya.

"Ya, saya." Umairah mengerut dahi. Cuba mengecam wajah gadis cantik di hadapannya. Umairah memerah otaknya. Mengimbas pantas wajah gadis di hadapannya.

"Aira? Girlfriend Adib, Aira kan?" Gadis itu bertanya lagi. Juga ingin memastikan gadis di hadapannya itu adalah seseorang yang dikenalinya.

"Ini Esya ke?" Soalan berjawab soalan di antara mereka.

"Oh My God! It is you!" Esya hampir menjerit. Memang dia tidak salah orang, walaupun penampilan Umairah kali jauh beza dengan penampilan kali terakhir dia menemui Umairah. Dari raub wajah yang dia kenali dan pernah dia gemari, dia tidak teragak-agak untuk menegur gadis yang sedang beratur menunggu giliran untuk menggunakan mesin ATM.

" You apa khabar?" Esha kembali berteka soal.

"Alhamdulillah… Awak?" Umairah bertanya kembali. Sebenarnya dia tidak selesa dan kekok bila Esya tiba-tiba muncul di situ. Esya. Rakan Adib yang dikenalinya tidak lama dulu, semasa dia dan Adib masih…

"Great, I’m great! Eh, Adib apa khabar ye?" Esya mematikan lamunan Umairah. Umairah menjawab dengan senyuman dan menggelengkan kepalanya.

"You mean, you guys are not together anymore? How come?"

Umairah hanya tersenyum manis.

"Itu yang terbaik buat kami" ada kesal kedengaran di hujung kata-kata Umairah.

Esya menarik lamunan panjang Umairah ke lantai sebelum Umairah lebih jauh melayang.

"wah… makin cantik sekarang. Bertambah ayu bila bertudung."

Umairah tersenyum tersipu malu. Esya mengimbas masa lalu, penampilan Aira yang seksi dan moden sering menjadi tarikan, menjadi kegilaan ramai rakan-rakan lain. Kini penampilan Aira yang dikenalinya dulu jauh berbeza.

Umairah memandu laju menuju rumahnya. Perasaannya terganggu sejak menemui Esya tadi. Sudah lama Adib mati dalam fikirannya. Kehadiran Esya menghidupkan kembali ingatannya pada Adib dan apabila memikirkan Adib, Umairah menjadi tidak tentu arah. Rasa rindu pula kini datang bertamu. Dia tidak mahu rasa begitu. Rasa itu tidak patut wujud. Adib adalah satu kesalahan yang tak harus berlaku dalam hidupnya.

Malam itu Umairah resah. Sejah petang tadi apabila nama Adib terpancul dari mulut Esya, satu persoalan bermain dalam fikirannya. Apa khabarkah Adib?

"Kalau satu hari you tiba-tiba rindukan I, dan rasa nak cari I, telefon lah. I tak kan tukar nombor telefon."

Terngiang-ngiang suara Adib di kotak lamunannya.Umairah memegang telefon bimbitnya. Dia tahu dia masih ingat nombor telefon Adib. Hatinya mahu namun akalnya melarang. Bertahun-tahun Umairah bangkit dari rasa kecewa dan patah hati . menangis dan termenung dalam masa dia ingin melupakan Adib hingga dia berjaya menyingkir Adib dari hatinya. Namun hari ini rindu itu datang menyerang. Haruskah dia melawan? Atau mengalah?

"Astaghafirullah al-a’zim…" Umaira lekas-lekas berikhtifar.

Tiba-tiba telefon bimbitnya berbunyi. Tertera nama ‘Abang’. Tanpa ragu-ragu Umairah menjawab panggilan tersebut.

Minggu, 06 November 2011

Bayang Ini


Masih jelas bayang itu

Setitik bayang dilembar putihku

Walau dulu hitam telah menutup

Tapi bayang itu masih dapat ku lihat

Apakah masih seperti dulu

Kini ku menyadarinya

Itu sangat berarti

Siluet tentang rasa ku padamu

Yang mendamaikan jiwaku

Yang tak kusadari dulu

Kini ku masih ingin kau melihatnya

Walau ku tahu

Kau telah membuka lembar baru

Akankah kau sadari

Tlah ku tulis namamu disini

Diantara harapan dan asaku

Akankah kau sadari

Aku akan tetap berada didekatmu

Disisi lain dirimu..

Walau kau tak menyadarinya..aku disini

Aku akan didekatmu

Walau hanya menjadi bayangan

Kini ku berharap..

Kau lihat aku di ujung hatimu
Berharap semu tentang cintamu.. 

Wujud-Wujud Kebudayaan Dalam Masyarakat Indonesia

BUDAYA MASYARAKAT BALI

A. Kompleks ide dari budaya Bali :

Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti "Kekuatan", dan "Bali" berarti "Pengorbanan" yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.

B. Sistem Budaya Masyarakat Bali 

1. Bahasa
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Bali Mojopahit.yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.

2. Pengetahuan
Banjar atau bisa disebut sebagai desa adalah suatu bentuk kesatuan-kesatuan social yang didasarkan atas kesatuan wilayah. Kesatuan social tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan. Banjar dikepalahi oleh klian banjar yang bertugas sebagai menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan,tetapi sering kali juga harus memecahkan soal-soal yang mencakup hukum adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan.

3. Teknologi
Masyarakat Bali telah mengenal dan berkembang system pengairan yaitu system subak yang mengatur pengairan dan penanaman di sawah-sawah. Dan mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif. Bali juga memiliki senjata tradisional yaitu salah satunya keris. Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang berbisa.

C. Sistem Sosial Masyarakat Bali 

a). Perkawinan
Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah mengarah pada patrilineal. System kasta sangat mempengaruhi proses berlangsungnya suatu perkawinan, karena seorang wanita yang kastanya lebih tinggi kawin dengan pria yang kastanya lebih rendah tidak dibenarkan karena terjadi suatu penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga dan menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari anak wanita.
Di beberapa daerah Bali ( tidak semua daerah ), berlaku pula adat penyerahan mas kawin ( petuku luh), tetapi sekarang ini terutama diantara keluarga orang-orang terpelajar, sudah menghilang.
b). Kekerabatan
Adat menetap diBali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan kekerabatan dalam suatu masyarakat. Ada macam 2 adat menetap yang sering berlaku diBali yaitu adat virilokal adalah adat yang membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami,dan adat neolokal adalah adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru. Di Bali ada 3 kelompok klen utama (triwangsa) yaitu: Brahmana sebagai pemimpin upacara, Ksatria yaitu : kelompok-klompok khusus seperti arya Kepakisan dan Jaba yaitu sebagai pemimpin keagamaan.
c). Kemasyarakatan
Desa, suatu kesatuan hidup komunitas masyarakat bali mencakup pada 2 pengertian yaitu : desa adat dan desa dinas (administratif). Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah dalam hubungannya dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah kesatuan admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada bidang upacara adat dan keagamaan, sedangkan desa dinas terpusat pada bidang administrasi, pemerintahan dan pembangunan.

D. Hasil Fisik dari Budaya Bali 

                                                                     1.  Pure Besakih 

    

                                                              2. Pure Mesakih 


 











Macam-macam Cinta Menurut ajaran Agama

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Sudut pandang Islam memandang Cinta :
Cinta memang satu perkara yang tidak pernah dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia. Karena rasa cinta telah dengan sendirinya tumbuh dan terus berkembang di dalam nurani setiap insan. Namun, banyaknya para pengkhianat dan pendusta cinta yang melahirkan berbagai cerita duka, hina dan nista, telah menimbulkan tanda tanya tentang cinta itu sendiri. “Bagaimanakah sesungguhnya cinta dalam pandangan Islam? Apakah Islam membolehkan cinta?”
Islam dengan wataknya yang melekat dengan fitrah, jalan ruhani, dan aturan sakral memberikan pengakuan yang tegas terhadap eksistensi cinta yang esensinya berakar dalam diri manusia. Bahkan, Islam memberikannya warna indah, dan secara rinci membaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu cinta kelas tinggi, cinta kelas mennegah, dan cinta kelas rendah. Pembagian cinta seperti ini dapat dilihat melalui jendela sejarah. Dapat dipantau pada setiap celah waktu, baik dulu maupun sekarang, sampai Allah swt mewariskan bumi ini dengan segala potensi dan kekayaannya.
Cinta dan tiga tingkatan seperti yang telah disebutkan diatas, sebenarnya bersumber dari firman Allah swt di dalam Al Quran yang artinya:
“Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah swt dan Rasul-Nya, dan dari jihad di jalan Allah, maka tunggulah sampai Allah swt mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah swt tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah (9): 24)
Cinta kelas tinggi adalah cinta kepada Allah swt, cinta kepada Rasulullah saw, dan cinta terhadap jihad di jalan Allah swt jihad fi sabilillah). Cinta kelas menengah adalah cinta kepada ibu-bapak, anak-anak, saudara, suami-istri, dan sanak famili. Sedangkan cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan keluarga, sanak famili, dan harta benda daripada Allah swt, Rasulullah saw, dan jihad di jalan Allah swt. Demikian pula rasa cinta yang hanya berdasarkan pada nafsu belaka.
Singkatnya, Islam telah memberikan pengakuan secara tegas terhadap eksistensi cinta. Islam mengakui bahwa cinta adalah fitrah yang berakar dalam diri manusia. Cinta adalah kepastian, yang merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan. Sebab, dalam esensinya tersimpan hikmah yang tidak terhitung jumlahnya, hikmah yang tentu saja direncanakan dan diinginkan oleh Allah swt, sebagaimana firman Allah swt di dalam Al Quran yang artinya:
“… (tetaplah atas) fitrah Allah swt yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah swt.” (QS. Ar Ruum (30): 30)
Demikian dikatakan oleh ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam bukunya yang berjudul “Islam dan Cinta”
Sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, mustahil Islam melupakan masalah cinta yang merupakan salah satu akar perdamaian antar sesama manusia ini. Islam yang mengemban misi sebagai rahmat atau kasih sayang bagi seluruh alam sangat mengakui peranan dan keberadaan cinta di hati setiap manusia.
Islam tidak memandang cinta sebagai satu hal yang kotor atau hina. Dan cinta itu sendiri memang tidak akan pernah bisa kotor, karena Allah swt telah menetapkannya sebagai salah satu fitrah bagi manusia. Hanya saja, dalam kehidupan ini banyak orang yang sudah salah kaprah, mereka telah berusaha menodai dan mengotori cinta dengan mengobral nafsu kotor atas nama cinta. Namun sekali lagi, cinta tidak pernah kotor dan tidak akan pernah dapat dikotori, karena Islam telah menempatkan ditempat yang suci, yaitu di dalam nurani.

sumber : Syahadat.com 

Belas Kasihan


Belas kasih adalah hati yang iba dan rasa saying atau cinta kepada sesuatu atau seseorang. Arti lain yakni mengucapkan syukur, maksudnya merupakan pemberian itu menyentuh rasa kebutuhan seseorang yang diberi. Dalam menumpahkan belas kasihan, benar-benar harus keluar dari hati yang ikhlas, tidak terkandung unsure pamrih. Maksudnya, yang berbelas kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelas kasihi. Karena kita sekarang berada pada kemanusiaan dan kesadaran hokum yang menjadi nilai universal, maka setiap permasalahan harus didekati secara professional.

sumber : pengertian Manusia karya Izham Az-zahiri

kemesraan


Menurut Suryadi, bahwa kemesraan berasal dari kata “mesra” yang artinya simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab antara setiap individu.

sumber : kamus Besar Bahasa Indonesia 

Pengertian Kasih Sayang

Menurut Mery Lutyens, bahwa kasih sayang adalah factual, bukan sentimental yang mengandung emosional yang dapat ditangisi kepergiannya maupun kedatangannya. Memiliki kasih sayang berarti memiliki simpatik, ia bebas dari rasa takut, paksaan dan kewibawaan serta tindakan akal budi pada diri sendiri. Dalam kasih saying, sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut “tanggung jawab”, “pengorbanan”, “kejujuran”, “pengertian”, dan “keterbukaan” sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.

sumber : sumber : pengertian Manusia karya Izham Az-zahiri

Pengertian Cinta Kasih


Pendefenisian dalam perspektif terminology (bahasa), cinta kasih dapat diuaraikan Cinta kasih adalah kata majemuk yang telah merupakan ungkapan tetap yang berupa paduan antara kata sifat yang terdiri dari kata “cinta” dan “kasih”. Cinta akan diartikan sebagai rasa rindu, ingin, sangat suka, sangat saying, sangat kasih dan tertarik hatinya. Sedangkan kasih diartikan sebagai perasaan saying, cinta, atau suka kepada.
Dari kata cinta kasih ini, lahir pula beberapa padanan kata yang hampir semakna. Sebut misalnya, “kasih sayang”, “belas kasihan”, “kemesraan” dan “pemujaan”. Cinta kasih merupakan inti dari keberadaan manusia ( the core of existence ). Dalam konteks lain, cinta kasih mengandung makna yang lain, seperti “jatuh cinta”, “dilamun asmara”, “cinta orang tua kepada anak atau sebaliknya”, “cinta pada alam dan seni”, “cinta kepada negara”, “cinta sesama manusia” dan yang lebih tinggi “cinta kepada Allah Swt.”.
Semua istilah tersebut di atas tidak sama, akan tetapi merupakan variasi-variasi dari sekian banyak istilah. Istilah-istilah ini merupakan padanan yang sangat memiliki arti yang mengarah pada satu pemaknaan yang utuh. Sehingga melahirkan tingkatan-tingkatan cinta. Realitas yang tersaji sekarang dihadapan kita (kondisi internal dan eksternal masing-masing individu) sangat memungkinkan memberikan tingkatan pada cinta itu. Sehingga lahir ‘cinta kasih yang rendah’, ‘cintah kasih yang menengah’, dan ‘cinta kasih yang tinggi dan luhur’.
Tingkatan cinta ini bisa saja lahir karena factor pemahaman atau tingkat intelegensi seseorang atau bahkan tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang. Manusia dalam hal ini insan pecinta, tidak selamanya akan berada dalam tingkatan cinta tersebut. Cinta kasih yang rendah yang hanya sekedar menganggap cinta adalah sebuah rasa yang mesti diekspresikan seketika yang tanpa control dan nilai (absurd). Pecinta seperti ini cenderung melakukan aktivitas yang menamakan cinta namun bukan sebenarnya cinta. Tidak diperlukan control dalam penjabarannya bahkan cinta yang dimaksudkan memiliki nilai tapi seyogyanya tidak ada nilai kecuali ego dan nafsu semata yang bermain di dalamnya.
Cinta menengah lahir dikarenakan adanya paradigma bahwa cinta memiliki nilai namun tidak ada control maupun norma yang mengatur aplikasi. Pecinta seperti ini cenderung apatis bahkan boleh dikatakan manusia pragmatis. Nilai dimaknai sekedar pemenuhan hasrat dan rasa. Cinta ini tak bisa lagi dibedakan dengan nafsu. Pecinta ini melahirkan prilaku pacaran, dan sejenisnya. Penilaian akan cinta hanya sekedar sebagai rasa yang mesti diwujudkan. Kalaupun ada control yang bermain, disana hanya berupa rasionalisasi (hasil pemikiran) yang mengedapankan ego (egosentris ; tak semestinya juga ego diabaikan). Norma yang dianggap sebagai control hanya norma masyarakat. Selama tidak ada yang diganggu dan dirugikan, dan tak melewati batas kemanusiaan akan tetap dijalaninya.
Penggambaran akan aktualisasi cinta seperti di atas sudah sangat jauh dari fungsi dan peran manusia sebagai abdi sekaligus khalifah di muka bumi. Cinta rendah tak ubahnya seperti binatang (tidak adanya peran akal yang bermain dalam tataran prilaku), sedangkan pecinta tipe kedua memeliki pribadi ganda (split personality). Lalu bagaimana aktualisasi cinta yang sebenarnya yang luhur dan memiliki derajat yang tinggi? Kita akan uraikan pada penjabaran selanjutnya.
Dalam perspektif peradaban Yunani, cinta dibagi dalam tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah;
1)          Cinta Egape, ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dengan komunukasi ritual (vertical/horizontal).
2)          Cinta Philia, ialah cinta kepada ayah-ibu (orang tua), keluarga, saudara, sahabat, dan sesama manusia.
3)          Cinta Eros / Amos, ialah cinta antara pria dan wanita (suami dan istri).
Cinta kasih tidak hanya sekedar cinta belaka, akan tetapi cinta kasih itu timbul dari lubuk hati manusia yang sifatnya kekal dan tak akan pernah berubah. Dengan cinta kasih ini, manusia akan selalu berbahagia dan menderita di dalam hidupnya. Cinta sebagai keperluan fundemantal memang tidak mudah diterangkan atau didefenisikan.
Mengacu pada perspektif sekarang, yaitu dalam hubungan cinta kasih yang timbul antara dua jenis manusia yang berbeda kelamin dapat dibedakan dalam empat macam pertumbuhan cinta, yaitu :
a.           Cinta kasih karena kebiasaan
Adalah cinta yang diperoleh berdasarkan tradisi masyarakat yang dibiasakan, seperti menikahkan anak-anak yang sebelumnya tidak saling kenal dan cinta tumbuh karena ikatan sudah ada.
b.          Cinta kasih karena penglihatan
Adalah cinta yang tumbuh karena penglihatan, seperti kata pepatah :
Darimana datangnya linta
Dari sawah turun ke kali
Darimana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
Manusia sebagai makhluk social mempunyai kodrat terbaik pada suatu obyek yang dipandang indah, cantik, menarik, dan lain-lain.
c.           Cinta kasih karena kepercayaan
Adalah cinta kasih yang lahir dari kepercayaan atau keyakinan. Hubungan untuk memadu cinta kasih biasanya diperlukan waktu yang cukup lama untuk saling menyelidiki karakter, dan saling memupuk cinta kasih.
d.          Cinta kasih karena angan-angan
Adalah cinta yang lahir dari pengaruh angan-angan atau khayal saja, cinta yang penuh fantasi.
Menurut teori, cinta adalah sikap dasar untuk memperhatikan kepuasan dan ketentraman serta perkembangan orang yang kita cintai. Prakteknya, cinta berarti bersedia melepas kesenangan, mengabadikan waktu, bahkan mengorbankan ketentraman kita demi peningkatan kepuasan, ketentraman, dan perkembangan orang lain. Namun, menerangkan anatomi cinta sangat sulit.

sumber : pengertian Manusia karya Izham Az-zahiri